This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Resume 4 Profesi Kependidikan


“ Education Of All “

Deklerasi Universal Hak Asasi Manusia, Menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak untuk pendidikan.

Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 perubahannya keempat yaitu setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintahnya wajib membiayai.

Mulinium Development Goal (MDGS) hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara PBB yang mulai di jalankan pada tahun 2000.
         
Ada beberapa bukti tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapainya kesejahteraan rakyat, ada bebrapa yang harus di lihat:
1.   Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2.   Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3.   Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4.   Menurunkan angka kematian bayi/anak.
5.   Meningkatkan kesehatan ibu.
6.   Memerangi, HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya.
7.   Memastikan kelestarian lingkungan hidup.
8.   Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

PP17/2010
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat alat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Bertujuan menyediakan akses pendidikan bagi peserta didik haknya untuk memperoleh pendidikan yang terpenuhi.

Bentuk layanan
1.   Formal       : Sekolah biasa, sekolah terbuka.
2.   Non formal          : Calistung, keterampilan, paket ABC
3.   Informal     : Keluarga dan lingkungan

Pendidikan layanan khusus pada jalur pendidikan formal diselenggarakan dengan cara menyesuaikan waktu, tempat, sarana dan prasarana pembelajaran, pendidik, tenaga pendidik, dan/atau sumber daya pembelajaran lainnya dengan kondisi kesulitan peserta didik.

Kamis, 25 Oktober 2012

Resume 3 Profesi Kependidikan



Undang-Undang Dasar Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sebelum tahun 1998 telah terjadi sentralisasi, yaitu memusatkan seluruh wewenang kepada pemerintah pusa dan setelah tahun 1998 terjadi desentralisasi, yaitu penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi rumah tangganya sendiri. Terdapat 5 aspek, yaitu:
Ø  Hankam
Ø  Luar Negeri
Ø  Kehakiman
Ø  Monter (mata uang masih sama-sama rupiah)
Ø  Agama

Dengan adanya sistem tersebut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 terjadi perubahan menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Misalnya:

Pada BAB IV tentang hak dan kewajiban warga negara, orang tua, masyarakat, dan pemerintah, pasal 5 ayat 4 berbunyi:
Ø  Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Pada BAB VIII tentang wajib belajar Pasal 34 berbunyi:
Ø  Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar
Ø  Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya
Ø  Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Ø  Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pada BAB IX tentang standar nasional pendidikan pasal 35 ayat 1 berbunyi:
Ø  Standar nasional pendidikan terdiri atas  standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Pada BAB XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan pasal 42 berbunyi:
Ø  Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam peraturan pemerintah juga mengatakn bahwa pada tahun 2015 semua pendidikan minimal seorang dosen dan guru adalah S1.
Ø  Pembiayaan pendidikan diantaranya ada yang disebut dana operasional meliputi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yag didapatkan dari dana APBN dan APBD, yang kedua dana personal meliputi seragam, buku, sarapan. Yang ketiga adalah Investasi meliputi pengembangan Sumber Daya Manusia.

Pada BAB XIII tentang Pendanaan Pendidikan Bagian Keempat Pengalokasian Dana Pendidikan Pasal 49 berbunyi:
Ø  Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pada BAB XIV tentang Pengelolaan Pendidikan Bagian Kesatu Umum Pasal 50 berbunyi:
Ø  Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri.
Ø  Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.
Ø  Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk  dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Ø  Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas  penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Ø  Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
Ø  Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya.
Ø  Ketentuan mengenai pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pada BAB XX tentang Ketentuan Pidana Pasal 67 berbunyi:
Ø  Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi tanpa hak dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Ø  Penyelenggara perguruan tinggi yang dinyatakan ditutup berdasarkan Pasal 21 ayat (5) dan masih beroperasi dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak  Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Ø  Penyelenggara pendidikan yang memberikan sebutan guru besar atau profesor dengan melanggar Pasal 23 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak  Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Ø  Penyelenggara pendidikan jarak  jauh yang tidak  memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pada BAB XX tentang Ketentuan Pidana Pasal 67 ini mendukung aturan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  17  Tahun  2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :
Ø  Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.
Ø  Madrasah Aliyah, yang selanjutnya disingkat MA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Pasal 4:
Ø  Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau  pelatihan kerja  dinyatakan dalam bentuk sertifikat.
Ø  Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
Ø  Ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh  melalui pendidikan.
Ø  Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja. 
Ø  Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja dinyatakan dalam bentuk keterangan yang dikeluarkan oleh tempat yang bersangkutan bekerja.

Selasa, 16 Oktober 2012

Resume 2 Profesi Kependidikan


Tata Kelola Layanan Pendidikan Khusus Anak CI+BI

v  Berdasarkan hasil Tes IQ, anak digolongkan menjadi 8 golongan, yaitu:
Ø  145  >                  : Genius
Ø  130 – 145           : Very Superior
Ø  115 – 130           : Superior
Ø  100 – 115           : Normal
Ø  85 – 100              : Slower / Lambat Belajar
Ø  70 – 85                : Tuna Grahita Ringan (SLB - C)
Ø  55 – 70                : Tuna Grahita Sedang
Ø  <  55                    : Tuna Grahita Berat


v  CI+BI
Sebutan asli dalam Bahasa Inggris: gifted – talented, yaitu:
Kemampuan bawaan berupa potensi, yang memerlukan pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis (berurutan). CIBI diibaratkan seperti bibit unggul yang perlu ditempatkan ditempat yang subur dan diberi pupuk dan air (contohnya seperti diberi pelajaran yang tepat, sistematis / berurutan).
Dipengaruhi oleh:
§  Genetic (nature) à Intelegensi à IQ
§  Lingkungan (nurture) à Kreativitas, Task Komitmen

v  Mengalami kondisi Disinkronitas / Asinkronitas:
Perkembangan fisik dan psikis, perkembangan mental dan umur kronologis


v  Makin tinggi skor IQ, makin tidak sinkron dengan social emosionalnya


v  Perlu dibangun Task Commitment, mencakup:
Kemampuan mengubah motivasi menjadi tindakan (seperti ketekunan, daya tahan, dan kerja keras, rasa percaya diri, dan daya tarik khusus dengan topik tertentu). Tanpa mempunyai komitmen pada tugas, prestasi tinggi sama sekali tidak akan mungkin tercapai.


v  Ragam kemampuan

Ø  Intelektual abilities mencakup:
Kemampuan umum (seperti pengolahan informasi, mengintegrasikan pengalaman, dan berpikir abstrack) dan mampuan khusus.

Ø  Creative abilities:
Kelancaran, fleksibilitas, dan keaslian pemikiran, serta keterbukaan terhadap pengalaman, kepekaan terhadap rangsangan, dan kemauan untuk mengambil resiko.


Ø  Social competence:
Keterampilan melibatkan respons, terutama kemampuan untuk mendapatkan tanggapan terutama kemampuan untuk mendapatkan tanggapan posiftif dari orang lain: fleksibilitas, termasuk kemampuan untuk bergerak bolak-balik antara budaya primer dan budaya yang dominan (kompetensi lintas-budaya), dam empat, peduli, kemampuan komunikasi, dan rasa humor

Ø  Musikalitas :
Kepekaan, pengetahuan, bakat seseorang terhadap music.

Ø  Artistic abilities :
Mampu menciptakan sesuatu tanpa bantuan dari apa-apa, sesuatu yang indah dari yang buruk.

Ø  Practical intelligence:
Kemampuan individu untuk menemukan hal-hal yang paling cocok antara mereka dan tuntutan lingkungan.

Kamis, 27 September 2012

Tugas Artikel Anak Cerdas Dan Berbakat Istimewa



Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa Butuh Layanan Khusus

+ Anak cerdas dan berbakat istimewa yang IQ di atas 125 butuhkan pendidikan khusus
+ Tidak sebatas percepatan studi, juga pengembangan secara maksimal potensi diri
+ Satu orang genius dari setiap 11.000 orang.
+ Dari 230 juta penduduk Indonesia, 20.900 orang jenius IQ > 160 atau setara Einstein

     (kesimpulan) Anak cerdas dan berbakat istimewa yang ber-IQ di atas 125 membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tidak sebatas percepatan studi, tetapi yang lebih penting adalah pengembangan secara maksimal potensi diri mereka. Selama ini di Indonesia baru 9.551 siswa cerdas dan berbakat istimewa yang mendapat layanan khusus di sekolah. Diperkirakan ada 2,2 persen anak usia sekolah atau 1,05 juta anak sekolah memiliki kualifikasi cerdas istimewa.

     Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa, yang juga pengajar di Universitas Negeri Jakarta, Amril Muhammad mengatakan, berbeda dengan anak berkebutuhan khusus yang mendapat pelayanan melalui sekolah luar biasa (SLB) dan anak normal di sekolah umum, anak cerdas dan berbakat istimewa belum mendapat pelayanan terbaik.

     Pelayanan terbaik itu bisa beragam bentuk. Tahap awal, kecerdasan dan bakat anak dinilai. Nilai itu dijadikan dasar penyusunan program individual oleh guru dan psikolog pendamping. Jenis pelayanan yang ada baru kelas akselerasi di 318 sekolah. Padahal juga dibutuhkan penguasaan substansi. Adapun kemampuan verbal dan komunikasi juga harus baik agar apa yang mereka sampaikan mewakili kecerdasan mereka. Program pengayaan juga dibutuhkan sesuai dengan minat anak.

     Setiap kota dan kabupaten setidaknya harus memiliki satu sekolah khusus anak cerdas dan berbakat, tidak perlu mahal, tetapi dikelola guru yang kompeten dan kreatif. Anak-anak cerdas butuh ruang berekspresi dan bereksperimen sesuai kecerdasan dan bakatnya. Lepas dari kekakuan birokratisasi pendidikan.

     Fisikawan Prof Yohanes Surya, pada hari Rabu, 29 Juli 2009, di hadapan para guru di Surabaya pada seminar motivasi yang diadakan harian Surya dan majalah Kuark, mengatakan, potensi ribuan anak genius kurang terasah baik. Diduga beberapa penyebabnya adalah karena pengajaran kurang baik dan pelajar kurang dimotivasi agar mengeluarkan kemampuan terbaik. Penelitian di dunia menyebutkan, ada satu orang genius dari setiap 11.000 orang. Jadi dari 230 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 20.900 orang jenius. Mereka punya IQ minimal 160 atau setara Einstein.

     Anak Indonesia yang semula tak pernah menang kompetisi tingkat dunia kini sering memetik medali emas pada kompetisi sains dunia. Mereka perlu motivasi untuk memunculkan kemampuan terbaik. Manusia secara naluriah perlu berada dalam kondisi kritis untuk bisa mengeluarkan potensi terpendamnya (Kompas, Anak Cerdas Butuh Layanan Khusus, Kamis 30 Juli 2009)



Komentar saya tentang artikel ini:

     Setelah saya membaca artikel di atas, menurut saya anak cerdas dan berbakat istimewa membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tidak sebatas percepatan studi, tetapi yang lebih penting adalah pengembangan secara maksimal potensi diri mereka, yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik pada mereka, misalnya dengan cara setiap kota dan kabupaten setidaknya harus memiliki satu sekolah khusus anak cerdas dan berbakat, tidak perlu mahal, tetapi dikelola guru yang berkompeten dan kreatif. Karena anak cerdas dan berbakat butuh ruang untuk berekspresi dan bereksperimen sesuai kecerdasan dan bakatnya.

     Potensi ribuan anak cerdas dan berbakat kurang terasah dengan baik diduga beberapa penyebabnya adalah karena pengajaran kurang baik dan pelajar yang kurang dimotivasi agar mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Oleh karena itu anak cerdas dan berbakat perlu dimotivasi untuk memunculkan kemampuan terbaik mereka. Karena manusia secara naluriah perlu berada dalam kondisi kritis untuk bisa mengeluarkan potensi terpendamnya.

Rabu, 19 September 2012

Resume 1 Profesi Kependidikan


Pada hari Kamis, 13 September 2012 yang pada saat itu pukul 14:30 WIB, kami bertemu dengan dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan . Kami memulai perkuliahan pada pertemuan ke-2 mata kuliah Profesi Kependidikan dan pada awal mula perkuliahan kami dimulai dari perkenalan mahasiswa, tata tertib, dan juga perkenalan mata kuliah itu sendiri. Saat itu kami disuruh menulis biodata kami dalam selembar kertas kecil yang berisi nama, asal sekolah dan nomer handphone dan dari situlah kami mengetahui nama dosen mata kuliah tersebut secara langsung yaitu Bapak Amril Muhammad, S.E, M.Pd.,
 
            Sebelum menjelaskan tentang materi perkuliahan, Pak Amril (kami memanggil nama dosen tersebut) menjelaskan tentang kontrak perkuliahan yang isinya :
 

a.    Masuk perkuliahan jam 15:00 tidak boleh terlambat satu menit pun resikonya diusir dari ruangan. 

b.    Laki-laki dilarang memakai baju berbahan kaos walaupun itu berkerah, dan untuk presentasi memakai pakaian yang rapi diantaranya kemeja, celana bahan, sepatu pantofel, dasi dan kalau perlu memakai jas.

Materi pertama adalah mengenai makna atau tujuan dari mata kuliah Profesi Kependidikan. Kata “Profesi” mempunyai beberapa turunan kata, antara lain : profesor, profesional, dan profesionalisme. Sebuah profesi memiliki kewenangan dan tanggung jawab mengenai apa yang dilakukan dan telah dilakukan. Maka diantara berbagai jenis profesi, terdapat pula perbedaan dalam kewenangan dan tanggung jawabnya. 

 Ada beberapa macam profesi didalam bidang yang kita bahas saat ini pada mata kuliah Profesi Kependidikan, yaitu : 

a.    Pendidik adalah orang yang berhadapan atau berkomunikasi langsung dengan peserta didik dan menyampaikan materi. Pendidik yang dimaksud disini adalah guru, dosen, ustad (untuk pesantren), dan tutor. 

b.    Tenaga Pendidikan adalah orang-orang yang mendukung proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif, yaitu administrator (kepala sekolah, rektor, dekan, ketua), pelaksana teknis (tata usaha), laboran (orang yang bekerja dilabolatorium), pustakawan, teknisi sumber belajar, pengawas (manajerial,  akademik).

Ada juga berbagai macam pengetahuan dalam bidang mata kuliah Profesi Kependidikan saat ini, yaitu : 

a.    Faktual, yaitu suatu yang nyata 

b.    Konseptual, yaitu yang terkonsep terhadap suatu gen 

c.    Prosedural, yaitu berdasarkan step-step atau tata cara 

d.    Metakognisi, yaitu pengetahuan tentang cara berfikirnya

Setiap guru mempunyai tugasnya masing-masing dalam bahan-bahan pembelajarannya antara lain :
  
a.    Eksplorasi, yaitu menyampaikan secara mendalam dan diperluas 

b.    Elaborasi, yaitu menguraikan suatu bahan ajaran secara teperinci 

c.  Konfirmasi, yaitu menjaga agar tidak ada terjadinya kesalahpahaman antara pengajar dan diajar.