Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa Butuh Layanan Khusus
+ Anak cerdas dan berbakat istimewa yang IQ di atas 125 butuhkan pendidikan khusus
+ Tidak sebatas percepatan studi, juga pengembangan secara maksimal potensi diri
+ Satu orang genius dari setiap 11.000 orang.
+ Dari 230 juta penduduk Indonesia, 20.900 orang jenius IQ > 160 atau setara Einstein
(kesimpulan) Anak cerdas dan berbakat istimewa yang ber-IQ di atas 125 membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tidak sebatas percepatan studi, tetapi yang lebih penting adalah pengembangan secara maksimal potensi diri mereka. Selama ini di Indonesia baru 9.551 siswa cerdas dan berbakat istimewa yang mendapat layanan khusus di sekolah. Diperkirakan ada 2,2 persen anak usia sekolah atau 1,05 juta anak sekolah memiliki kualifikasi cerdas istimewa.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa, yang juga pengajar di Universitas Negeri Jakarta, Amril Muhammad mengatakan, berbeda dengan anak berkebutuhan khusus yang mendapat pelayanan melalui sekolah luar biasa (SLB) dan anak normal di sekolah umum, anak cerdas dan berbakat istimewa belum mendapat pelayanan terbaik.
Pelayanan terbaik itu bisa beragam bentuk. Tahap awal, kecerdasan dan bakat anak dinilai. Nilai itu dijadikan dasar penyusunan program individual oleh guru dan psikolog pendamping. Jenis pelayanan yang ada baru kelas akselerasi di 318 sekolah. Padahal juga dibutuhkan penguasaan substansi. Adapun kemampuan verbal dan komunikasi juga harus baik agar apa yang mereka sampaikan mewakili kecerdasan mereka. Program pengayaan juga dibutuhkan sesuai dengan minat anak.
Setiap kota dan kabupaten setidaknya harus memiliki satu sekolah khusus anak cerdas dan berbakat, tidak perlu mahal, tetapi dikelola guru yang kompeten dan kreatif. Anak-anak cerdas butuh ruang berekspresi dan bereksperimen sesuai kecerdasan dan bakatnya. Lepas dari kekakuan birokratisasi pendidikan.
Fisikawan Prof Yohanes Surya, pada hari Rabu, 29 Juli 2009, di hadapan para guru di Surabaya pada seminar motivasi yang diadakan harian Surya dan majalah Kuark, mengatakan, potensi ribuan anak genius kurang terasah baik. Diduga beberapa penyebabnya adalah karena pengajaran kurang baik dan pelajar kurang dimotivasi agar mengeluarkan kemampuan terbaik. Penelitian di dunia menyebutkan, ada satu orang genius dari setiap 11.000 orang. Jadi dari 230 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 20.900 orang jenius. Mereka punya IQ minimal 160 atau setara Einstein.
Anak Indonesia yang semula tak pernah menang kompetisi tingkat dunia kini sering memetik medali emas pada kompetisi sains dunia. Mereka perlu motivasi untuk memunculkan kemampuan terbaik. Manusia secara naluriah perlu berada dalam kondisi kritis untuk bisa mengeluarkan potensi terpendamnya (Kompas, Anak Cerdas Butuh Layanan Khusus, Kamis 30 Juli 2009)
Komentar saya tentang artikel ini:
Setelah saya membaca artikel di atas, menurut saya anak cerdas dan berbakat istimewa membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tidak sebatas percepatan studi, tetapi yang lebih penting adalah pengembangan secara maksimal potensi diri mereka, yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik pada mereka, misalnya dengan cara setiap kota dan kabupaten setidaknya harus memiliki satu sekolah khusus anak cerdas dan berbakat, tidak perlu mahal, tetapi dikelola guru yang berkompeten dan kreatif. Karena anak cerdas dan berbakat butuh ruang untuk berekspresi dan bereksperimen sesuai kecerdasan dan bakatnya.
Potensi ribuan anak cerdas dan berbakat kurang terasah dengan baik diduga beberapa penyebabnya adalah karena pengajaran kurang baik dan pelajar yang kurang dimotivasi agar mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Oleh karena itu anak cerdas dan berbakat perlu dimotivasi untuk memunculkan kemampuan terbaik mereka. Karena manusia secara naluriah perlu berada dalam kondisi kritis untuk bisa mengeluarkan potensi terpendamnya.